Sunday, August 16, 2009

My 30th Shot

The shot was smooth penetrating my stomach. A bit fever, no paracetamol was needed. I woke up quite ok, with headache of course. The need of paracetamol (sistenol) is decreasing, once in two days when I only had very bad headache and neck stiffness. The pain of the heart is decreasing as well, but it's still there. However, overall physically I'm ok.

My mood was unpredictable all week, but mostly down. I often found myself in gloomy mode on :(. It wasn't good at all. I was reluctant doing anything, I just want to sleep, think nothing. I believe that it should be this way, I am in this bad mood stage. I want to cry..out loud, but I haven't found the right moment.

It's also harder to focus lately...on anything. I often found myself forget a simple thing...such as what I'm going to do now, where I put my things, what my bos said or what I said only in a minute ago. My alertness also drops significantly. I endangered my life and another one due to my carelessness. God, thank You that moment You saved us.

Now, I want to write nothing more........

Sunday, August 9, 2009

Suntikan ke-29 berikut konsultasiku

Kali ini berjalan lancar. Walau 2 hari sebelumnya aku menderita demam karena flu, efek samping yang kurasakan setelah suntikan biasa saja. Pusing dan badan lemas, namun kali ini aku menjauhi Panadol. Aku merasa selalu haus dan sering merasa kesal tak menentu, seperti nenek sihir saja :p.

Sehari setelah interferon masuk ke tubuhku, aku berkonsultasi ke pak dokter kesayanganku. Berhubung saat itu aku tak ditemani suamiku dan pasien setelahku belum ada yang datang, kumanfaatkan waktu dengan pak dokter untuk mengeluarkan semua unek2ku. Aku mengeluhkan antara lain rasa sakit di dadaku, rambut rontok, rasa pusing yang harus selalu kuhilangkan dengan panadol.

Begitu tahu aku kecanduan panadol, pak dokter melarangku meminumnya lagi. Sebagai gantinya aku diberi sistenol sebanyak 30 butir yang dapat kutelan kapan kubutuhkan. Setelah kuperhatikan, kandungan dalam sistenol tidak hanya paracetamol 500mg namun juga ditambah dengan supplemen N-Acetylcysteine 200mg. Suplemen tersebut (disingkat NAc saja ya :p)ternyata berfungsi dalam terapi overdosis terhadap paracetamol. Singkatnya, ketika kita overdosis paracetamol, ada suatu minor metabolisme yang menghasilkan suatu racun (disingkat namanya NAPQI)yang biasanya kalo dalam jumlah sedikit dapat di non aktifkan oleh suatu antioksidan (glutahione)dalam tubuh. Namun karena jumlah paracetamol yang masuk ke tubuh kita banyak, maka NAPQI ini dengan bebasnya bereaksi terhadap enzym hati yang dapat merusak sel hati yang namanya hepatocyte. Nah, si NAc ini fungsinya memperbanyak glutahione dan bersamanya mengikat si NAPQI sehingga melindungi sel hati (hepatocyde). Mengetahui hal itu, berarti sekarang aku merasa terlidungi untuk menelan sistenol si paracetamol yang telah ditemani NAc karena demam dan sakit kepalaku yang selalu datang tak diundang dan pulang tak dijemput. Hebatnya lagi si NAc ini juga bisa digunakan dalam terapi mengurangi gejala suatu penyakit kejiwaan yang suka mencabuti rambut sendiri (pulling hair disorder). Aku berpikir, perasaan aku mengeluh rambutku rontok bukan aku narik-narik rambutku sendiri *_^. Tapi biarlah, itu bonus yang kudapat sehingga mungkin saja mengurangi kerontokan rambutku.

Kemudian, karena keluhan rasa sakit di dadaku, aku diwajibkan tes Elektrokardiogram (EKG) untuk merekam aktivitas kelistrikan jantungku. Tes ini untuk mendeteksi adanya indikasi awal kelainan pada jantungku atau pun hipotermia (emboli paru). Untung saja hasil tesku mengatakan jantungku baik-baik saja. Kemudian aku harus rontgen thorax juga dan kubersyukur lagi tidak ditemukan hal-hal yang mengkhawatirkan. Dari hasil tes tersebut dokter menganjurkan aku segera berkonsultasi dengan seorang psikiater karena kemungkinan besar rasa sakit di dadaku disebabkan bukan dari fisikku melainkan psikisku yang artinya aku mengalami depresi cukup berat. Waduh, bener juga aku harus bertemu seorang psikiater. Padahal aku berusaha menghindarinya. Bayanganku bila bertemu psikiater artinya aku sakit jiwa ;P. Namun dokter juga tetap menyarankan apabila rasa sakit di dadaku bertambah buruk maka aku harus menjalani tes jantung lanjutan.

Doh, semoga ini semua efek-efek samping yang dapat ditolerir oleh tubuhku (dan jiwaku). Kutahu tubuhku berjuang habis2an menghadapi bantaian interferon dan ribavirin, namun kuyakinkan bahwa aku kuat...karena aku mau sembuh.

Saturday, August 1, 2009

Kuharus BERTAHAN

Jumat pagi, kutemui diriku amat sangat menderita. Aku begitu galau, memikirkan banyak hal. Hal yang seharusnya tak kupikirkan. Aku ingin BERHENTI karena terapi ini menghalangiku untuk berbuat banyak hal. Ingin rasanya kubuang semua pil-pil ribavirin di laci mejaku.
Tak terasa aku menangis di meja kerjaku. Hal yang kubenci. Namun tak kuasa kumenahan. Walau kututupi wajahku dengan hood jaketku, seorang rekan kerja memperhatikanku. Hal yang lebih kubenci.

Hari ini kutemui temanku yang memberikan kabar menggembirakan. Dia dinyatakan sembuh dari Hepatitis B oleh dokter yang merawatnya. Dia merupakan 1% diantara para penderita hepatitis B yang sembuh dalam waktu singkat. Bayangkan, jika 99% penderita hepatitis B membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyembuhkan penyakitnya, dia hanya butuh waktu (setahuku) kurang lebih 6 bulan. Luar biasa.

Hari ini juga, kubaca blog dari sesama penderita hepatitis c yang kusimak terus. Dia sudah memasuki hari ke-10 selepas terapinya. Walau masih rutin meminum anti depresan, dia merasa lebih baik dan bersemangat. Dia sudah dapat tidur dengan lebih baik. Dia juga sudah mulai melakukan hal-hal yang pada waktu terapi tidak pernah dapat dilakukan, bersih-bersih rumah misalnya. Dia menyemangati para pelaku terapi lainnya untuk BERTAHAN karena selepas terapi, semuanya akan menjadi lebih baik. Efek terapi perlahan akan hilang.

Pengalaman hari ini menggugahku, menginspirasiku dan semoga menguatkanku. Memang masih lama waktu terapi yang harus kujalani. Tapi kulihat harapan. Aku tak boleh putus asa, harus fokus, harus berjuang, harus kuat. Aku BERTAHAN dan akan berusaha untuk terus BERTAHAN.

Suntikan ke-28

Menghabiskan bulan yg ke 7....5 bulan lagi....rasanya sudah bosan aku menelan pil-pil ribavirin itu. Apalagi disuntik!

Suntikan kali ini berjalan baik. Aku demam namun tak kuminum panadol malamnya. Ingin kutahan. Namun pagi harinya tak kuasa lagi kumenahan. Sehabis sarapan, kutelan juga panadol untuk meringankan sakit kepala dan menurunkan panas badanku. Aku sudah bertekad akan bertemu teman-temanku hari ini. Walau lemas dan sakit di kepala dan leher kupaksakan menemui teman-temanku.

Keputusan yang tepat. Aku banyak tertawa hari ini. Aku merindukan mereka. Walau hanya 2 diantara mereka yang mengetahui sakitku, aku tahu mereka semua perduli. Semangatku bertambah hari ini dan itu hal yang baik. The real medicine.