Monday, November 30, 2009

Resume PCR

Sesuai permintaan seseorang, berikut adalah resume hasil PCR saya selama menjalani terapi pegasys (interferon alfa 2a) dan copegus (ribavirin) selama hampir 1 tahun (senangnya mengingat terapi tinggal 3 kali lagi *_*).

Sebelum menjalani terapi, tepatnya 18 Oktober 2008, hasil tes HCV-RNA kuantitatif dengan metode PCR menunjukkan bahwa saya positif HCV dengan jumlah virus 1.35x10 pangkat 5 IU/mL = 5.13 Log10.

Saya memulai terapi pegasys dan copegus tanggal 24 Januari 2009. Setelah suntikan yang ke-4, sehari sebelum suntikan yang ke-5 saya menjalani tes HCV-RNA kuantitatif kembali. Saat itu hasil tes menunjukkan penurunan jumlah virus yang menyiratkan bahwa tubuh saya memberikan respon yang cukup baik terhadap terapi tersebut. Tes menunjukkan saya masih positif menderita HCV dengan jumlah virus 3.46x10 pangkat 3 IU/mL = 3.54 Log10.

Mengakhiri bulan ke-3, tepatnya setelah suntikan ke-12, sehari sebelum suntikan ke-13 hasil tes HCV-RNA kualitatif saya menunjukkan bahwa virus tidak terdeteksi. Saat itu saya merasa sangat senang, namun dokter saya mengingatkan bahwa belum ada jaminan bahwa saya akan sembuh. Saya masih harus menunggu hasil-hasil tes HCV-RNA kualitatif selanjutnya.

Di akhir bulan ke-6 masa terapi, saya menjalani tes kembali sehari sebelum suntikan ke-25. Kembali hasil tes menunjukkan virus tidak terdeteksi. Saya dan dokter yang merawat saya waktu itu merasa sangat senang. Setidaknya besar harapan saya untuk sembuh karena telah dua kali virus HCV dalam tubuh saya tidak terdeteksi.

Saya berharap, hasil tes selanjutnya yaitu setelah suntikan ke-48 (suntikan terakhir terapi saya....yay...tak sabar rasanya *_^), 3 bulan dan 6 bulan setelahnya menunjukkan tidak terdeteksinya virus HCV di tubuh saya. Itu artinya...saya sembuh total! Oh Tuhan, kabulkanlah doa saya ini....

Untuk semua teman yang sedang menjalani bab kehidupan bersama HCV....tetap semangat ya! Jangan menyerah! Berharap dan berusahalah yang terbaik! Tuhan tidak pernah tidur.

(Sedikit) Kegaduhan Tiap Tengah Malam

Dua-tiga minggu belakangan ini ada yang aneh dalam diriku :p. Tiap tengah malam aku terbangun. Aku merasa gelisah tak karuan. Kucoba untuk tidur atau melakukan hal lain namun tak juga dapat membuatku tertidur kembali. Dua hari aku sangat-sangat kurang tidur.

Hingga pada suatu malam, ketika hal itu terjadi lagi aku ambil semangkuk sereal dan segelas susu (saat itu tak ada lagi makanan yang tersisa *_^). Sambil menonton acara TV tengah malam kuhabiskan serealku. Anehnya, setelah aku selesai menghabiskan serealku, aku merasa tenang dan mengantuk. Ternyata...hihihihi...aku hanya merasa lapar. Kejadian itu terus terulang hingga saat ini. Meski aku telah makan malam dengan cukup, tiap tengah malam aku pasti terbangun untuk sekedar makan sereal, roti atau buah plus susu. Jadinya, tidur malamku berkurang lagi. Setelah dikurangi waktu untuk sering minum dan ke toilet, sekarang dikurangi lagi untuk waktunya ngemil tengah malam.

Nasib ya nasib....
Untungnya, tinggal 3 suntikan lagi......Mungkin setelah itu aku akan tidur nyenyak tiap malam. Oh alangkah senangnya...sudah tak sabar menantinya...

Kecanduanku...?

Seharusnya tulisan ini publish 2 minggu yang lalu :p

Setelah nekat tidak menebus suntikan EPO untuk sebulan penuh (akhirnya aku hanya menebus 1 suntikan saja untuk jaga-jaga), aku merasa sangat bersemangat dan percaya diri. Aku kerja tiap hari, hampir tidak pernah tidur di kantor dan pernah sekali waktu aku tiba dari kantor pukul 10.30 malam. Saat itu aku merasa sangat super power. Aku tiap malam dapat menemani anakku belajar dan bermain sepulang kerja dan aku juga sering berkunjung ke rumah orang lain yang ingin aku kunjungi. Berbelanja yang biasanya aku hindari karena menurutku sangat melelahkan, lebih sering aku lakoni walau dalam waktu yang cukup pendek.

Kemudian, suatu malam (seingatku 2 hari setelah aku pulang kerja jam 10.30 malam)sepulang kerja, tiba-tiba tubuhku menggigil, kepalaku sakit serasa mau pecah, badanku mendadak lemas dan aku merasa seluruh ototku sakit. Saat itu aku merasa sangat gelisah, persis waktu aku mengalami kritis saat menderita demam berdarah. Dengan masih mengenakan pakaian kantor, aku meringkuk di tempat tidur dengan berselimut tebal. Perasaanku sangat tidak enak. Aku kelilingi seluruh sudut tempat tidur berharap dapat merasa sedikit nyaman. Tak berhasil. Kekacauan itu terlihat oleh suami dan anakku. Suamiku membantuku menggantikan pakaianku dan membaluri badanku dengan minyak angin. Dia mulai panik karena aku tak membaik selang beberapa lama dan mulai menawariku untuk ke UGD. Aku tak mau karena kapok dirawat di rumah sakit.

Kemudian aku ingat dengan persediaan EPO di kulkas dan meminta suamiku menyuntikkannya di lengan kananku. Aku berharap hal tersebut tepat dilakukan dan berkata pada suamiku kalau memang setelah suntikan ini aku tak membaik, silahkan bawa aku ke rumah sakit. Beberapa jam setelah EPO disuntikkan, aku merasa lebih tenang. Aku mulai mengantuk dan tertidur.

Keesokan harinya, aku merasa lebih baik. Belum sanggup bekerja, namun aku merasa jauh lebih baik. Kugunakan waktu seharian untuk beristirahat di rumah. Sehari setelahnya aku bisa bekerja lagi.

Hhhhh...aku masih belum tahu apa yang terjadi di malam itu. Jadwal konsultasi ke dokterku terpaksa di jadwal ulang karena suatu hal hingga aku belum sempat menanyakannya. Mungkinkah tubuhku menagih suntikan EPO itu? Setahuku sih ketika membaca di brosurnya tidak ada efek samping ketagihan kecuali efek samping terhadap kerja jantung (makanya sewaktu menggunakan secara teratur dulu dadaku sering sakit sekali). Namun setahuku suntikan EPO ini juga sering disalahgunakan sebagai doping oleh para pekerja keras. Jadi ada kan kemungkinan aku ketagihan? Karena berhari-hari beraktivitas dengan penuh semangat, aku kecapean. Sehingga aku memang membutuhkan suntikan EPO yang dapat menambah sel darah merahku yang terus tergerus oleh terapi ini.

Saturday, November 14, 2009

Ayo, Menari di Tengah Hujan!

Semalam suntikan yang ke-43, 5 lagi ;o).

Hasil lab darah terakhirku menunjukkan peningkatan trombosit dan Hb. SGOT/P seperti biasa masih dalam level normal. Suntikan EPO benar-benar meningkatkan Hb ku hingga ke level 11. Dokterku terlihat senang dengan perkembangan ini, namun sempat tertegun melihat kondisiku yang terlihat amat lemas. Memang biasanya aku sangat bersemangat menemuinya dan aku terlihat cerewet juga sehat. Tapi waktu itu aku begitu capek dan lemas, di ruang tunggu aku sempat tertidur. Konsultasi jadinya tidak maksimal, aku hanya ingin cepat pulang dan beristirahat. Alhasil, resep EPO aku kantungi lagi tanpa diskusi lebih lanjut.

Hhhh...menyesal juga aku menyia-nyiakan konsultasi terakhirku. Sebenarnya aku ingin berdiskusi untuk melepas suntikan EPO karena satu bulan menggunakannya aku malah sering lemas tak karuan dan dadaku semakin sakit rasanya. Pernah dalam seminggu aku hanya bekerja 2 hari saja karena kondisiku itu.

Harga suntikan EPO khan tidak murah, jadi sampai aku menulis aku belum menyuntikkan EPO lagi ke tubuhku. Aku nekat karena kepepet ;p. Sebagai gantinya aku banyak makan, minum susu, madu, dan buah naga merah. Walau tidak ada pantangan, aku mengurangi drastis konsumsi makanan berlemak dan gorengan, karena makanan seperti itu memberatkan pekerjaan liverku. Aku juga banyak makan anggur dan kiwi sebagai antioksidan. Aku merasa lebih segar.

Selain dari makanan, aku juga nekat melakukan hal-hal yang ingin kulakukan. Yang masih bisa kulakukan, tentunya. Aku banyak keluar rumah, ke kantor meskipun badanku lemas dan gelisah tak karuan. Aku senang berada di sana. Walau tak dapat bekerja maksimal, berada diantara teman-teman membuatku lupa akan kondisiku :p. Aku masih sering mencuri waktu untuk tidur, dan sering lama juga....namun aku terus berangkat ke kantor. Aku tak perduli teman-teman sering mengingatkan rambutku yang awut-awutan sebangun tidur. Aku senyum-senyum saja sambil merapikan rambutku.

Perjalanan berangkat dan pulang kantor yang berat aku coba nikmati saja. Aku belajar meditasi di kereta. Di saat tak ada teman untuk membunuh waktuku, kupejamkan mataku dan mencoba berhenti berpikir. Kuyakin dengan melakukan hal itu aku menghemat banyak tenagaku sehingga rasa lemas dan pusing kepalaku tidak bertambah parah. Banyak berhasilnya tapi pernah tidak berhasil juga sehingga keluar dari kereta aku berjalan sempoyongan. Tapi aku sudah nekat, aku pasrah.

Selama ini aku berpandangan bahwa aku harus sembuh. Sehingga hal itu membebaniku. Tapi siapa sebenarnya yang mengharuskanku sembuh? Aku sendiri, dengan mempertimbangkan semua orang-orang yang aku sayangi dan segala kewajiban yang aku miliki. Aku mulai tertekan dengan target untuk sembuh tersebut. Membuatku banyak pikiran dan tidak bahagia.

Sekarang aku tak lagi mewajibkan diriku sembuh, aku tak lagi ngotot harus sembuh. Semua usaha yang aku jalani aku pasrahkan saja. Aku tak menyerah, aku tetap berusaha seperti yang sudah-sudah. Namun aku tak lagi berjuang dan berperang dengan senjataku di tengah badai ini. Aku tak ngotot dan tertekan, aku ingin bergembira. Aku ingin menari di tengah hujan badai ini. Ingin menikmati apa yang saat ini aku punya, termasuk sakit dan kelemahan yang kumiliki. Dengan keterbatasan fisik dan psikis yang ada, aku ingin tunjukkan bahwa aku masih ada. Melakukan apa yang aku bisa. Pandangan itu membebaskanku dan membawa pengaruh positif bagiku. Aku merasa bahagia akhir-akhir ini. Anak dan suamiku pun jadi terpengaruh dan kami banyak bercanda lagi di rumah.

Jadi teman, siapa yang akan menemaniku menari di tengah hujanku kali ini???