Monday, January 18, 2010

Status Terakhir: 3 Minggu Pasca Terapi

Setelah kujalani tes HCV RNA, aku melakukan tes hematologi rutin dan SGOT/PT. Dari hasil tes yang kudapat, semua menunjukkan level yang normal. Hemoglobineku naik ke level 12.7 sedangkan trombositku melesat bak roket ke angka 217 ribu. Benar-benar kabar baik. Teman-teman mulai berkomentar pipiku mulai memerah, wajahku mulai bercahaya, dan adanya tanda-tanda kehidupan. Berarti sebelumnya aku seperti mayat hidup???, ada-ada saja. Aku tersenyum penuh syukur menanggapinya. Baru kusadari bahwa kondisiku sebelumnya sangat tidak normal sehingga tidak terlepas dari pengamatan mereka.

Konsultasi terakhir dengan dokterku banyak kuhabiskan berdiskusi seputar pasca terapi. Beliau cukup puas dengan hasil tes yang dicapai. Kutanyakan tentang kemungkinan kambuhnya HCV pasca terapi. Terapi yang berhasil bukan jaminan bahwa dalam tubuh kita terbentuk imunitas atas penyakit hep c melainkan hanya membersihkan virus tersebut. Terkadang, dari hasil PCR dikatakan virus tidak terdeteksi namun sebenarnya masih ada meski jumlahnya sangat sedikit dan kondisinya sangat lemah. Untuk kasus seperti ini virus menunggu tubuh kita dalam kondisi sangat lemah sehingga virus bisa kuat dan bereplikasi kembali. Hal ini terjadi pada kelompok pasien yang disebut relapse pasien (yg hep c nya dapat kambuh, kelompok lainnya adalah responder: merespon sangat bagus pada terapi ini sehingga virus benar-benar clear, dan kelompok non responder: yg sama sekali tidak menerima terapi ini). Nah sesuai penjelasan dokter, hal ini dapat terjadi ketika pada suatu saat relapse pasien menderita penyakit tertentu dan mengkonsumsi suatu obat yang mempunyai efek samping menurunkan sistem imunitas kita. Oleh karena itu jika kita menderita suatu penyakit tertentu yang parah (tidak spesifik penyakit apa) dan dokter menyarankan mengkonsumsi obat yang memiliki efek samping penurunan daya tahan tubuh, maka kita perlu menginformasikan bahwa kita pernah terapi hep c sehingga dokter akan memberikan alternatif lain. Kewajiban kita sebagai pribadi adalah menjaga kondisi tubuh kita supaya tetap fit dengan pola hidup sehat. Beliau juga menambahkan apabila dalam terapi secara konsisten tes menunjukkan beberapa kali terakhir virus tidak terdeteksi dan interferon plus ribavirin dikonsumsi teratur tanpa putus sampai akhir terapi, maka kemungkinan kambuh hampir tidak ada. Berdasarkan riset yang ada, kambuhnya hep c pasca terapi biasanya terjadi pada pasien yang juga penderita HIV. Hal ini disebabkan HIV adalah penyakit yang menurunkan imunitas tubuh.

Kuingat saat terapi dulu dokter memperbolehkan aku makan apapun, di saat aku tidak memiliki nafsu makan. Sekarang, di saat nafsu makanku pulih, dokter malahan memberikan pantangan makanan buatku. Aku harus mengurangi konsumsi karbohidrat, lemak dan makanan yang pengolahannya dengan minyak goreng. Aku wajib mengkonsumsi susu tanpa lemak tiap hari (namun ketika kuajukan susu bear brand beliau oke-oke saja. Jelas aku senang, susu tanpa lemak kan tidak enak :p). Olahraga juga merupakan hal yang wajib, minimal 6 hari dalam seminggu jalan cepat 30 menit (minimal??? hihihihi saat ini masih bolong-bolong kujalani, rata-rata 3-4 hari seminggu). Belum lagi keharusan untuk mengatur waktu istirahatku agar benar-benar cukup dan mencoba menjauhi stress. Beliau mewanti-wanti agar aku benar-benar menjaga kesehatanku dengan melakukan pola hidup sehat.

Selanjutnya, aku wajib berkonsultasi lagi 6 bulan mendatang lengkap dengan hasil tes HCV RNA. Saat konsultasi aku juga harus menjalani USG fiber untuk melihat kondisi liverku. Aku mendengarkan dengan serius ketika menyadari ternyata masih ada juga tes-tes yang harus aku jalani pasca terapi.

Hari-hari kujalani dengan banyak aktivitas dan penuh semangat. Latihan bulutangkis dapat kujalani kembali. Latihan terakhir aku bisa main 2 set sekaligus tanpa tanda-tanda ingin pingsan :p. Naik tangga pagi menuju ruangan kantor di lantai 10 sudah mulai kulakukan. Sedikit demi sedikit, baru bisa ke lantai 7. Berkereta ria pulang dan pergi kantor pun sudah menjadi aktivitas yang menyenangkan. Pokoknya hidup mulai menyenangkan.

Memang, hidup ini indah, teman..dikala semangat selalu ada.

Monday, January 4, 2010

Tes HCV-RNA Post Suntikan ke-48

Keesokan harinya setelah ribavirin terakhir kutelan, tepatnya tanggal 26 Desember 2009, aku menjalani tes HCV-RNA. Aku selalu menjalani tes darah di lab yang sama, dan pada hari itu lab lumayan penuh. Efek terapi masih kurasakan, jadinya agak tidak sabar menunggu giliranku :p.

Hasil tes lab masih harus kutunggu 4 hari kemudian. Tak sabar rasanya. Suamikupun beberapa kali menelponku menanyakan apakah aku telah menerima hasil lab tersebut. Ketika saatnya tiba, kubuka amplop hasil tes lab sambil berjalan menuju tempat parkir. Tak tahan lagi rasanya kalau mesti melihatnya di rumah.

Sumringah rasanya ketika mengintip secarik kertas yang semula terbungkus dalam amplop kuning itu, tertulis bahwa virus HCV ku tidak terdeteksi. Kabar baik. Segera kusampaikan kabar tersebut kepada orang-orang tercinta dengan penuh rasa syukur. Akhirnya. Meski aku harus menunggu lagi tes HCV RNA post terapi berikutnya untuk mengetahui apakah terapiku benar-benar berhasil, setidaknya harapanku untuk sembuh semakin besar.

Hari-hari pun kujalani dengan penuh semangat. Bekerja. Berkumpul untuk ikut pertemuan dengan teman dan saudara menjadi kegiatan yang sangat mengasyikkan. Mengantar anakku untuk mengikuti kegiatan-kegiatannya pun sangat menyenangkan. Tak kuatir lagi aku berhadapan dengan makhluk-makhluk kecil itu, karena ketika menjalani terapi serasa mereka sangat berisik dan mengganggu :p. Jadilah aku mama kurang senyum waktu itu hehehe. Kini kunikmati saat mengobrol dan bercanda dengan mereka.

Oh Tuhan, terima kasih. Atas kekuatan yang Kau berikan. Juga rahmat Mu. Masih kutunggu belas kasih Mu selanjutnya, agar aku benar-benar sembuh.