Saturday, November 14, 2009

Ayo, Menari di Tengah Hujan!

Semalam suntikan yang ke-43, 5 lagi ;o).

Hasil lab darah terakhirku menunjukkan peningkatan trombosit dan Hb. SGOT/P seperti biasa masih dalam level normal. Suntikan EPO benar-benar meningkatkan Hb ku hingga ke level 11. Dokterku terlihat senang dengan perkembangan ini, namun sempat tertegun melihat kondisiku yang terlihat amat lemas. Memang biasanya aku sangat bersemangat menemuinya dan aku terlihat cerewet juga sehat. Tapi waktu itu aku begitu capek dan lemas, di ruang tunggu aku sempat tertidur. Konsultasi jadinya tidak maksimal, aku hanya ingin cepat pulang dan beristirahat. Alhasil, resep EPO aku kantungi lagi tanpa diskusi lebih lanjut.

Hhhh...menyesal juga aku menyia-nyiakan konsultasi terakhirku. Sebenarnya aku ingin berdiskusi untuk melepas suntikan EPO karena satu bulan menggunakannya aku malah sering lemas tak karuan dan dadaku semakin sakit rasanya. Pernah dalam seminggu aku hanya bekerja 2 hari saja karena kondisiku itu.

Harga suntikan EPO khan tidak murah, jadi sampai aku menulis aku belum menyuntikkan EPO lagi ke tubuhku. Aku nekat karena kepepet ;p. Sebagai gantinya aku banyak makan, minum susu, madu, dan buah naga merah. Walau tidak ada pantangan, aku mengurangi drastis konsumsi makanan berlemak dan gorengan, karena makanan seperti itu memberatkan pekerjaan liverku. Aku juga banyak makan anggur dan kiwi sebagai antioksidan. Aku merasa lebih segar.

Selain dari makanan, aku juga nekat melakukan hal-hal yang ingin kulakukan. Yang masih bisa kulakukan, tentunya. Aku banyak keluar rumah, ke kantor meskipun badanku lemas dan gelisah tak karuan. Aku senang berada di sana. Walau tak dapat bekerja maksimal, berada diantara teman-teman membuatku lupa akan kondisiku :p. Aku masih sering mencuri waktu untuk tidur, dan sering lama juga....namun aku terus berangkat ke kantor. Aku tak perduli teman-teman sering mengingatkan rambutku yang awut-awutan sebangun tidur. Aku senyum-senyum saja sambil merapikan rambutku.

Perjalanan berangkat dan pulang kantor yang berat aku coba nikmati saja. Aku belajar meditasi di kereta. Di saat tak ada teman untuk membunuh waktuku, kupejamkan mataku dan mencoba berhenti berpikir. Kuyakin dengan melakukan hal itu aku menghemat banyak tenagaku sehingga rasa lemas dan pusing kepalaku tidak bertambah parah. Banyak berhasilnya tapi pernah tidak berhasil juga sehingga keluar dari kereta aku berjalan sempoyongan. Tapi aku sudah nekat, aku pasrah.

Selama ini aku berpandangan bahwa aku harus sembuh. Sehingga hal itu membebaniku. Tapi siapa sebenarnya yang mengharuskanku sembuh? Aku sendiri, dengan mempertimbangkan semua orang-orang yang aku sayangi dan segala kewajiban yang aku miliki. Aku mulai tertekan dengan target untuk sembuh tersebut. Membuatku banyak pikiran dan tidak bahagia.

Sekarang aku tak lagi mewajibkan diriku sembuh, aku tak lagi ngotot harus sembuh. Semua usaha yang aku jalani aku pasrahkan saja. Aku tak menyerah, aku tetap berusaha seperti yang sudah-sudah. Namun aku tak lagi berjuang dan berperang dengan senjataku di tengah badai ini. Aku tak ngotot dan tertekan, aku ingin bergembira. Aku ingin menari di tengah hujan badai ini. Ingin menikmati apa yang saat ini aku punya, termasuk sakit dan kelemahan yang kumiliki. Dengan keterbatasan fisik dan psikis yang ada, aku ingin tunjukkan bahwa aku masih ada. Melakukan apa yang aku bisa. Pandangan itu membebaskanku dan membawa pengaruh positif bagiku. Aku merasa bahagia akhir-akhir ini. Anak dan suamiku pun jadi terpengaruh dan kami banyak bercanda lagi di rumah.

Jadi teman, siapa yang akan menemaniku menari di tengah hujanku kali ini???

2 comments: