Wednesday, April 29, 2009

Aku dapat Teman Berbagi yang Mengerti

Aku sadar bahwa aku bukanlah aku yang dulu lagi. Aku sekarang lebih sering terlihat tanpa gairah dan bĂȘte. Walaupun seringkali kututupi dengan dandanan yang dapat terlihat segar dan pakaian yang cerah, aku paham bahwa sinarku meredup.

Bebanku terasa berat. Tak bisa rasanya terus berkeluh kesah kepada suami atau keluarga, tak tega rasanya. Hanya segelintir sahabat yang kukabarkan berita ini dan tak rela hati ini membebani mereka bahwa efek samping yang kutakutkan mulai kurasakan. Aku berusaha bersikap tegar di hadapan mereka semua. Dan hal itu amat sangat membebaniku.

Sampai suatu hari kudengar kabar bahwa seorang sahabatku terkena hepatitis b. Langsung kutelepon keesokan harinya dan jadilah percakapan yang panjang, mendalam namun menyejukkan. Kami merasakan hal yang sama. Secara fisik dan emosional. Kami tertawa bersama walau kami memahami kami menangis bersama di dalam hati kami. Beban di dada terangkat hanya dengan sedikit kata-kata karena kami dapat memahami dengan mudah. Sungguh hari yang sangat kusyukuri karena aku mempelajari banyak hal. Kami saling menguatkan dan akan saling menguatkan sampai badai ini berlalu.

Terbersit ide untuk mengikuti kelompok sesama penderita hepatitis C. Itu akan sangat membantuku melalui ini semua. Akan kutanyakan informasi ini pada dokterku pada konsultasi berikutnya. Aku rindu hidupku yang dulu dan aku mau melalui semua ini dengan rasa syukur seperti hidupku sebelumnya yang selalu kuusahakan untuk kusyukuri.

No comments:

Post a Comment