Wednesday, April 29, 2009

Efek Samping Terapi yang Berubah

Pada dua bulan pertama efek samping yang kurasakan dari terapiku amat sangat minim. Terkadang aku merasakan badanku lemas dan sakit kepala satu-dua hari setelah suntikan, namun terkadang pula aku merasa sehat-sehat saja. Dapat dikatakan saat itu aku merasa semua sempurna: aku bisa menjalankan terapiku dan melaksanakan segala aktivitasku dengan lancar.
Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Memasuki bulan ketiga, aku baru merasakan efek samping yang sering aku dengar dari dokterku dan aku baca dari internet. Aku tidak dapat menikmati weekendku seperti waktu sebelumnya. Waktu di hari Sabtu-Minggu lebih banyak kuhabiskan di rumah saja, bahkan sebagian besar di tempat tidur. Biasanya pada waktu itu kuhabiskan waktuku untuk menata dan membersihkan rumah, kini tak dapat kulakukan sepenuhnya. Aku merasa amat sangat kelelahan membersihkan kamar mandi atau mengepel rumah. Nafasku bisa tersengal-sengal seperti habis berlari cepat sejauh 200 meter tanpa henti. Akhirnya kuputuskan untuk meminta bantuan orang lain untuk melakukan hal tersebut. Sungguh membuatku frustasi.
Aku mulai meninggalkan kebiasaanku bermain badminton tiap Jumat malam. Biasanya aku bisa bertahan sampai set ketiga, set pertama saja kuselesaikan dengan susah payah. Sampai akhirnya aku tak lincah lagi untuk mengejar shuttle cock dan hanya menjadi bulan-bulanan lawanku, maka kuputuskan untuk berhenti saja. Kemudian kebiasaan menaiki tangga sampai ke ruanganku juga sudah kutinggalkan, karena harus menaiki sepuluh lantai. Sekarang, menaiki tangga stasiun yang hanya satu lantai saja terkadang aku kepayahan. Sungguh membuatku frustasi.
Aku tidak dapat tidur nyenyak lagi, karena harus sering terbangun untuk ke toilet. Setiap pagi aku merasa badanku pegal-pegal terutama sekitar pundak, leher dan punggung. Badanku lemas, kepalaku sakit dan ingin tetap tinggal di tempat tidurku saja. Tapi aku harus bekerja. Alhasil, seringkali aku kehilangan konsentrasiku saat bekerja. Aku sering blank saat rapat dan juga membuat kesalahan yang seharusnya tak terjadi. Sungguh membuatku frustasi.
Belum lagi temperamenku yang naik turun. Aku mudah sekali marah atau pun tersinggung. Aku jadi grumpy dan cranky. Beberapa temanku sudah kena batunya dan aku sangat meyesal memikirkannya di malam hari. Aku mulai lebih senang menyendiri karena takut menyakiti perasaan orang-orang yang kusayangi. Belum lagi aku juga mudah sekali menangis. Memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak kupikirkan. Dahulu aku yakin bahwa aku seorang yang sangat kuat dan sabar, namun sekarang aku tak tahu lagi apa yang kuyakini. Sungguh membuatku frustasi.

No comments:

Post a Comment