Monday, June 8, 2009

Prosedur ASKES untuk mendapatkan terapi Hepatitis C

Tidak mudah mencari informasi mengenai askes yang menanggung terapi hepatitis c. Biasanya saya mencari informasi cukup melalui internet atau telepon. Untuk informasi askes saya harus banyak bertanya langsung ke pihak-pihak yang bersangkutan seperti ke puskesmas, pihak askes sendiri dan rumah sakit yang menerima askes. Namun layanan askes untuk hepatitis c kuketahui dari dokter AS yang merawat saya selama ini setelah beliau mengetahui bahwa saya seorang PNS dan merupakan peserta Askes.

Berikut prosedur untuk mendapatkan terapi hepatitis c secara gratis berdasarkan pengalaman saya:

1.Sebelum melakukan konsultasi dengan dokter yang akan mengawasi terapi, pastikan dokter dan rumah sakit tempat dokter tersebut bekerja menerima askes. Setelah mengetahui hal tersebut mintalah surat rujukan dari puskesmas terdekat untuk meminta surat pengantar ke rumah sakit tempat dokter tersebut dan juga ke RSCM. Menurut informasi yang saya dapat, obat terapi askes (pegasys dan ribavirin) hanya dapat diambil di RSCM. Surat rujukan RSCM tersebut juga bermanfaat untuk melakukan prosedur yang lain terkait untuk melakukan terapi hepatitis c.

2.Untuk memulai suatu terapi dengan askes, konsultasi pertama dan kedua harus dilakukan oleh dokter ahli hati atau penyakit dalam yang praktek di RSCM. Untuk konsultasi selanjutnya (sudah memasuki tahap terapi) dapat dilakukan di luar RSCM asalkan oleh dokter yang sama dan masih di rumah sakit yang menerima askes.

3.Dari dokter di RSCM tersebut akan didapatkan surat pengantar untuk melakukan beberapa tes lab sebagai dasar pengajuan terapi askes, yaitu:
a. Tes HCV RNA baik kualitatif maupun kantitatif. HCV RNA kuantitatif untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan (ybs) positif terinfeksi virus hepatitis c (hep c). HCV RNA kualitatif untuk mengetahui berapa banyaknya virus hepatitis c dalam tubuh ybs. HCV RNA kualitatif dilakukan di lab RSCM. Namun pengambilan darah dapat juga dilakukan di lab rumah sakit lain dan prodia yang nantinya akan dianalisa di lab RSCM.
b. Tes genotipe untuk mengetahui jenis virus hep c. Tes ini sangat diperlukan untuk menentukan lamanya melakukan terapi dan jenis obat yang digunakan waktu melakukan terapi. Genotipe virus hep c bertingkat dari 1-10 juga dibagi lagi menjadi a-b. Genotipe 1 merupakan genotipe yang paling “bandel” karena memiliki respon yang lebih rendah terhadap terapi yang ada saat ini sehingga membutuhkan waktu terapi yang lebih lama dibanding genotipe yang lain. Sayangnya, untuk Indonesia biasanya genotipe hep c yang sering ditemukan adalah genotipe 1.
c. Tes darah kimia untuk menentukan level SGOT dan SGPT. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) yaitu ensim yang ada di hati dan sel jantung. SGOT dan SGPT akan dilepaskan dalam darah apabila hati mengalami gangguan atau kerusakan.
d. Tes darah hematologi lengkap (trombosit, leukosit, hematokrit, hemoglobin, dll).
e. Biopsi hati yang harus dilakukan di RSCM. Biopsi hati adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengambil sampel hati kita guna mengetahui level kerusakan hati karena tes-tes yang lain tidak dapat memberikan informasi tersebut. Sebelum biopsi, dilakukan tes darah pendahuluan untuk mengetahui lamanya masa perdarahan dan masa pembekuan darah ybs. Dalam biopsi, sebelumnya dipakai ultrasound untuk menentukan daerah terbaik pelaksanaan biopsi (biasanya dokter akan menandai setelah menemukannya) kemudian akan dilakukan suntikan bius lokal untuk mematikan rasa pada kulit dan jaringan di bawahnya. Sebuah jarum khusus yang tipis ditusuk di kulit yang telah ditandai untuk dimasukkan pada hati dan dikeluarkan lagi. Dokter akan meminta ybs mengambil napas masuk, keluar dan tahan untuk kurang lebih lima detik. Sepotong jaringan hati yang kecil yang terhisap di jarum akan dikeluarkan dari jarumnya kemudian diperiksa dalam laboratorium. Proses ini membutuhkan waktu 15-20 menit. Tetapi setelah itu, ybs harus terbaring secara tenang selama beberapa jam untuk menghindari kemungkinan akan perdarahan di dalam. Mungkin akan dirasakan sedikit nyeri pada dada atau bahu atau pundak sebelah kiri, tetapi ini bersifat sementara. Apabila setelah biopsi dirasakan sakit pada bagian tersebut biasanya dokter akan memberikan suntikan penghilang rasa sakit.

Jika ybs sebelum melakukan konsultasi telah memiliki beberapa hasil tes seperti yang disebutkan di atas, maka tinggal melakukan tes sisanya saja sepanjang dokter mengijinkan.

4.Dengan mengantongi seluruh hasil tes tersebut dengan dilengkapi kartu ASKES, mengurus obat terapi ke departemen hepatologi RSCM. Biasanya prof. AlS akan memberikan surat yang ditujukan ke ASKES isinya permohonan persetujuan untuk mendapatkan terapi hep c dan menerangkan bahwa pasien ybs memerlukan terapi obat tertentu (disebutkan) selama waktu tertentu (disebutkan) sesuai genotipe ybs. Berdasarkan seluruh hasil tes tersebutlah prof. memutuskan lamanya terapi dan jenis obat terapi yang digunakan. Di departemen hepatologi itu pula akan didapatkan permohonan obat khusus Askes, fotokopi seluruh hasil tes dan buku pelayanan obat hepatitis c.

5. Setelah mendapatkan dokumen-dokumen tersebut, proses selanjutnya yaitu mengurusnya ke apotik tempat mengurus obat ASKES di RSCM yaitu Sana Farma. Biasanya diminta untuk menunggu selama 4-5 hari untuk mengambil obat terapi tersebut setelah dokumen permintaan obat disampaikan ke pihak apotik. Prosedur terakhir ini dilakukan setiap bulannya untuk mendapatkan obat terapi yang diperlukan selama sebulan.

8 comments:

  1. (HCV+) Bisakah saya mendapat pengobatan seperti anda? saya sangat berharap ....
    Adi Surabaya

    ReplyDelete
  2. Tulisan ini sangat membantu dan menginspirasi saya untuk melakukan hal yang sama dan paling tidak bisa saya pakai sebagai pertimbangan apakah saya punya keberanian untuk melakukan hal yang sama dengan saudari serbuk bintang. Menurut feeling, saya menderita HCV sebagai ikutan setelah menjalani terapi medik karena penyakit gagal ginjal kronik saya dan juga operasi prostat yang mengharuskan saya menjalani cuci dan transfusi darah di tahun 2007 dan 2008. Semula saya merasa shock dengan hal yang saya alami ini, tetapi dengan berjalannya waktu saya bisa menerimanya.Menurut dokter ahli KGEH, saya bisa memilih opsi untuk maintenance hati dengan obat atau untuk mematikan virusnya dengan suntikan pegasys yang untuk kondisi dan riwayat sakit saya lebih kompleks treatmentnya yakni bahwa mengingat kondisi ginjal saya maka dosis untuk suntikan pegasysnya harus disesuaikan, sehingga effektifitas dari pemakaiannya menjadi tidak seperti kalo dosisnya penuh. Belum lagi memikir effek sampingnya yang diceritakan suadari Serbuk Bintang kayaknya sangat tidak nyaman, apalagi untuk usiaku yang sudah kepala 6. Oleh karena itu saya berterima kasih sekali dengan saudari Serbuk Bintang yang sudah menuliskan artikel ini untuk bisa saya pakai sebagai referensi untuk memback up niat saya.

    ReplyDelete
  3. Apakah tes HCVrna dan genotype kualitatif di cover oleh bpjs...saya ingin sekali mengetahuinya karena untuk tes itu buat saya harganya mahal

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum di cover pak oleh BPJS, yang aga murah bisa ke RS Darmais di situ termurah, saya sedang terapy sudah masuk bulan ke 5

      Delete
    2. Mbak Winda selamnat pagi, kalau boleh tau berapa harga periksa HCV RNA. Terima Kasih

      Delete
  4. Saya tanya di Prodia untuk HCV RNA genotip sekitar 4-5jt an... Belum yg fenotipnya

    ReplyDelete
  5. Saya tanya di Prodia untuk HCV RNA genotip sekitar 4-5jt an... Belum yg fenotipnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam..maaf ibu puri boleh info bu berapa kira2 total biaya keseluruhan tes hvc rna genotip/fenotipnya wktu itu.mohon infonya .terimakasih

      Delete